Wilayah Rashidi pada masa kejayaannya
Rashidi (atau disebut juga Al - Rasyid) adalah dinasti bersejarah di Semenanjung Arab. Dinasti ini merupakan musuh utama Bani Saud, (Saudi), dinasti yang memerintah Arab Saudi. Dinasti ini mendirikan sebuah negara yang bernama Jabal Shammar (atau juga disebut Emirat Ha'il) dengan ibukota di Ha'il (sekarang bagian dari Arab Saudi).
Bendera Emirat Ha'il (1835 - 1920)
Bendera Emirat Ha'il (1920 - 1921)
Rashidi mulai berkuasa pada tahun 1836 setelah pendirinya, Abdullah bin Rasyid menjatuhkan penguasa Ha'il, Muhammad bin Ali. Rashidi merupakan pendukung setia Kesultanan Turki Ustmaniyah.
Seperti dinasti arab lainnya, Rashidi juga mempunyai masalah dengan pergantian kepempimpinan apabila pemimpin sebelumnya meninggal. Akibatnya sering terjadi perebutan kekuasaan yang berujung pada pembunuhan antar anggota keluarga Rashidi. Meskipun begitu, tapi tetap Rashidi memerintah selama 86 tahun, sebelum akhirnya kekuasaan Rashidi runtuh pada tahun 1921 setelah Bani Saud berhasil menaklukan Ha'il. Akibatnya banyak anggota keluarga Rashidi meninggalkna negeri itu, sebagian besar ke Irak. Pada tahun 1990, hanya sedikit anggota keluarga Rashidi yang berada di luar Arab Saudi.
Emir Rashidi
Seperti dinasti arab lainnya, Rashidi juga mempunyai masalah dengan pergantian kepempimpinan apabila pemimpin sebelumnya meninggal. Akibatnya sering terjadi perebutan kekuasaan yang berujung pada pembunuhan antar anggota keluarga Rashidi. Meskipun begitu, tapi tetap Rashidi memerintah selama 86 tahun, sebelum akhirnya kekuasaan Rashidi runtuh pada tahun 1921 setelah Bani Saud berhasil menaklukan Ha'il. Akibatnya banyak anggota keluarga Rashidi meninggalkna negeri itu, sebagian besar ke Irak. Pada tahun 1990, hanya sedikit anggota keluarga Rashidi yang berada di luar Arab Saudi.
Emir Rashidi
Abdullah bin Rasyid (1836 - 1848) merupakan emir pertama Rashidi. Dia mulai berkuasa setelah dia bersama saudaranya, Obaid Al-Rasyid menjatuhkan penguasa Ha'il, Muhammad bin Ali, yang juaga masih sepupu jauhnya,. Sebagai seorang pemimpin, Abdullah dipuji karena membawa perdamaian dan stabilitas yang baik di Ha'il dan daerah sekitarnya. Abdullah menuntut saudaranya Obaid, sebuah Ahd (perjanjian tentang suksesi tahta Rashidi dimana kekuasaan Rashidi tetap dipegang oelh Abdullah dan keturunanya.
Talal bin Abdullah (1848 - 1868), merupakan anak Abdullah. Dimasanya Istana Barzan di Ha'il berhasil diselesaikan (Istana Barzan sendiri dibangun sejak tahun 1808). Selain itu Talal juga melekukan hubungan perdagangan dengan Irak untuk memperluas pengaruh Rashidi.Selain itu dia juga toleran terahadap orang asing. Buktinya banyak orang asing yang mengunjungi Ha'il selama masa pemerintahan Rashidi.
Talal meninggal setelah ditembak secara misterius. Menurut versi Charles Doughty dalm bukunya "Perjalanan di Gurun Arab" Talal meninggal karena dia bunuh diri. Talal meninggalkan 7 orang anak. Dengan anak tertuanya bernama Bandar
Mitab bin Abdullah (1868 - 1869) merupakan adik Talal. Dia menjadi emir setelah mendapat dukungan dari anggota senior keluarga Rashidi dan para syekh dari suku Shammar. Mitab hanya memerintah selama setahun sebelum akhirnya dia ditembak dan dibunuh di Istana Barzan oleh keponakannya, Bandar. Menurut versi Doughty, Bnadar dan saudaranya, Badr menggunakan peluru perak untuk membunuh Mitab karena mereka tahu dia menggunakan jimat untuk melindungi dirinya dari seranagan musuh.
Bandar bin Talal (1869) Merupakan anak tertua Talal (emir kedua) dan keponakan emir sebelumnya, Mitab. Dia berhasil menjadi emir setelah membunuh emir sebelumnya. Tapi dia hanya memrinyah selama setahun. Sebelum akhirnya dia dibunuh oleh saudara Mitab, Muhammad. Dikabarkan Bandar menikahi janda Mitab dan memiliki seorang anak.
Muhammad bin Abdullah (1869 - 1897) merupakan saudara Mitab, emir ketiga. Dia menjadi emir setelah membunuh keponakannya, Bandar bin Talal. Untuk mencegah terjadinya balas dendam dari keluarga Bandar, dia memrintahkan menghukum mati semua saudara Bandar, sepupu dan Bandar, berikut budak dan pelayannya. Diantara semuanya hanya Naif, saudara Bandar yang berhasil lolos dari hukuman mati tersebut.
Talal bin Abdullah (1848 - 1868), merupakan anak Abdullah. Dimasanya Istana Barzan di Ha'il berhasil diselesaikan (Istana Barzan sendiri dibangun sejak tahun 1808). Selain itu Talal juga melekukan hubungan perdagangan dengan Irak untuk memperluas pengaruh Rashidi.Selain itu dia juga toleran terahadap orang asing. Buktinya banyak orang asing yang mengunjungi Ha'il selama masa pemerintahan Rashidi.
Talal meninggal setelah ditembak secara misterius. Menurut versi Charles Doughty dalm bukunya "Perjalanan di Gurun Arab" Talal meninggal karena dia bunuh diri. Talal meninggalkan 7 orang anak. Dengan anak tertuanya bernama Bandar
Mitab bin Abdullah (1868 - 1869) merupakan adik Talal. Dia menjadi emir setelah mendapat dukungan dari anggota senior keluarga Rashidi dan para syekh dari suku Shammar. Mitab hanya memerintah selama setahun sebelum akhirnya dia ditembak dan dibunuh di Istana Barzan oleh keponakannya, Bandar. Menurut versi Doughty, Bnadar dan saudaranya, Badr menggunakan peluru perak untuk membunuh Mitab karena mereka tahu dia menggunakan jimat untuk melindungi dirinya dari seranagan musuh.
Bandar bin Talal (1869) Merupakan anak tertua Talal (emir kedua) dan keponakan emir sebelumnya, Mitab. Dia berhasil menjadi emir setelah membunuh emir sebelumnya. Tapi dia hanya memrinyah selama setahun. Sebelum akhirnya dia dibunuh oleh saudara Mitab, Muhammad. Dikabarkan Bandar menikahi janda Mitab dan memiliki seorang anak.
Muhammad bin Abdullah (1869 - 1897) merupakan saudara Mitab, emir ketiga. Dia menjadi emir setelah membunuh keponakannya, Bandar bin Talal. Untuk mencegah terjadinya balas dendam dari keluarga Bandar, dia memrintahkan menghukum mati semua saudara Bandar, sepupu dan Bandar, berikut budak dan pelayannya. Diantara semuanya hanya Naif, saudara Bandar yang berhasil lolos dari hukuman mati tersebut.
Dia menjadi emir Rashidi yang paling lama memerintah. Kekuasaannya ditandai dengan perluasan wilayah Rashidi. Dia berhasil meluaskan wilayahnya hingga ke Al-Jauf dan Palymra di utara, Tayma dan Khaibar di barat. Selain itu dia juga menyerang wilayah Saudi dan berhasil mengalahkannya di Pertempuran Mulayda pada tahun 1891. Hal ini menyebabkan anggota Bani Saud pergi ke tempat pengasingan di Kuwait.
Abdul Aziz bin Mitab (1897 - 1906) merupakan anak Mitab, emir ketiga. Dia diadopsi oleh Muhammad dan menjadi ahli warisnya. Setelah Muhammad meninggal dia pun menjadi emir Rashidi.
Dimasa pemerintahannya, terjadi peristiwa yang menjadi awal petaka dari kehancuran Rashidi. Pada tahun 1902 Ibnu Saud, pemimpin Bani Saud sekaligus pendiri Kerajaan Arab Saudi kembali dari pengasigannya di Kuwait sambil membawa 68 orang. Dengan pasukan kecilnya, Ibnu Saud berhasil merebut Kota Riyadh dari kekuasaan Rashidi.
Abdul Aziz sendiri tewas dalam pertempuaran di Rawdat Muhanna anatara Rashidi dengan Bani Saud pimpinan Ibnu Saud pada tahun 1906.
Mitab bin Abdul Aziz (1906 - 1907) dia menggantikan ayahnya menjadi emir stelah ayahnya tewas dalam pertempuran Rawdat Muhanna. Tapi dia tidak mendapat dukungan dari seluruh anggota kelauarga Rashidi. Hingga akhirnya dia dibunuh oleh Sultan bin Hamud pada tahun 1907.
Sultan bin Hamud (1907 - 1908) merupakan cucu dari Obaid Al-Rasyid (saudara dari emir pertama). Dia dikritik karena mengabaikan Ahd (perjanjian dimana hanya emir pertama dan keturunannya saja yang boleh menjadi penguasa Rashidi). Dan dia pun dibunuh oleh saudranya pada tahun 1908.
Saud bin Hamud (1908 - 1910) merupakan salah satu cucu dari Obaid (selain dari Sultan bin Hamud). Dia dibunuh oleh kerabat ibunya Saud bin Abdul Aziz, emir ke-10.
Saud bin Abdul Aziz Rashidi (1910 - 1920) dia menjadi emir ketika berusia 10 tahun. Lalu kerabat dari pihak ibunya bertindak sebgai wali atas nama dirinya sampai Saud cukup umur untuk menjadi emir. Saud dibunuh pada tahun 1920 oleh Abdullah bin Talal (saudara emir ke-12). Lalu kedua istrinya menikah lagi: Norah binti Hamud Al - Sabhan menjadi istri kedelapan Ibnu Saud dan Fahda binti Asi Al - Shuraim, istri kesembilan Ibnu Saud sekaligus ibu dari Abdullah bin Abdul Aziz, Raja Arab Saudi yang sekarang.
Abdullah bin Mitab (1920 - 1921) merupakan anak Mitab (emir ketujuh). Abdullah menyerah kepada Ibnu Saud.
Muhammad bin Talal (1921) merupakan emir ke-12 sekaligus emir terakhir Rashidi. Dia merupakan cucu dari Naif, satu - satunya anak Talal (emir ke-2) yang berhasil lolos dari hukuman mati yang diperintahkan oleh Muhammad bin Abdullah (emir ke-5). Muhammad bin Talal pun akhirnya menyerah kepada Ibnu Saud pada tahun 1921 dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Rashidi selama 86 tahun.
Anak perempuannya, Watfa kemudian menikah dengan Pangeran Musaid bin Abdul Aziz, anak kelimabelas Ibnu Saud.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar