Penerapan Ar Rasyiid dalam kehidupan Sehari hari
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ar Rasyiid merupakan salah satu dari 99 nama Allah SWT yang baik (Asmaul Husna). Ar Rasyiid artinya Yang Maha Pandai. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bisakah nama Allah ini diterapkan dalam kehidupan sehari hari? Ini yang menjadi latar belakang pembuatan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diambil dalam penyusunan makalah ini diantaranya:
1. Apa makna dari Ar Rasyiid?
2. Bagaimana penerapan Ar Rasyiid dalam kehidupan sehari - hari?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan daripada pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi syarat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam juga untuk mengetahui penerapan kehidupan sehari hari yang sesuai dengan Ar Rasyiid
1.4 Metode
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah adalah membaca website
1.5 Kegunaan
Adapun kegunaan daripada penyusunan makalah untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang penerapan Ar Rasyiid dalam kehidupan sehari hari
1.6 Sistematika
Sistematika penulisan yang dilakukan oleh penulis diantaranya:
a. Menetukan topik
Disini penulis dipilih salah satu nama Asmaul Husna untuk dijadikan topik. Lalu disepakati bahwa nama Asmaul Husna yang dijadikan topik adalah Ar Rasyiid.
b. Mengumpulkan data
Setelah ditentukan topik, baru penulis mengumpulkan data dari internet.
c. Menyusun data
Setelah dikumpulkan, lalu data tersebut dipilah dan dipilih untuk kemudian disusun di dalam penyusunan makalah.
d. Melaporkan
Setelah dikumpulkan baru dilaporkan dalam bentuk makalah.
1. Pembahasan
1.1 Makna Ar Rasyiid
Secara bahasa kata “Ar Rasyiid, terambil dari kata yang terdiri dari rangkaian huruf-huruf ra’, syin, dan dal. Makna dasarnya adalah “ketepatan dan kelurusan jalan”. Dari sini lahir kata “Ruusyd” yang bagi manusia adalah “kesempurnaan akal dan jiwa”, yang menjadikannya mampu bersikap dan bertindak setepat mungkin. “Mursyid” adalah pemberi petunjuk/bimbingan yang tepat. Sementara pakar bahasa berpendapat bahwa kata ini mengandung makna kekuatan dan keteguhan. Dari sini kata “Rasyaadah” diartikan “batu karang”
Selain itu, Ar Rasyid juga bermakna:
- Zat yang menunjukan mahluk kepada kebaikan
- Zat yang cerdas, bekerja sangat bijaksana.
- Zat yang mengawasi sampai puncak
- Zat yang kekuasaannya tidak bisa diintip dan tidak bisa disusul.
Menurut Imam Ghazali, Rasyiid adalah “Dia yang mengarahkan penanganan dan usahanya ke tujuan yang tepat, tanpa petunjuk, berupa pembenaran atau bimbingan dari siapapun”. Sifat ini hanya sempurna disandang oleh Allah SWT.
1.2 Penerapan Ar Rasiiyd dalam kehidupa sehari hari.
Sekarang yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana penerapan Ar Rasyiid dalam kehidupan sehari hari?
Arti dari Ar Rasyiid adalah Maha Pandai atau Maha Cerdas. Maka kita sebagai umat Muslim yang ingin menerapkan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari hari harus pandai dan cerdas. Bagaimana caranya agar kita menjadi umat yang pandai dan cerdas?
Ada satu hal yang membedakan orang pandai dengan yang tidak pandai, yaitu ilmu. Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm"yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui.
Ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan ini, setiap waktu manusia membutuhkan ilmu untuk menjalani hidupnya, sebagaimana perkataan Imam Ahmad Bin Hambal “Manusia sangat berhajat pada ilmu lebih daripada hajat mereka pada makanan dan minuman, karena manusia berhajat pada makanan dan minuman sehari sekali atau dua kali akan tetapi manusia berhajat pada ilmu sebanyak bilangan nafasnya”. Bisa kita bayangkan bila kita hidup tidak dibarengi dengan ilmu. Contoh bila kita beribadah tanpa disertai ilmu. Bisa dibayangkan betapa kacaunya sholat kita itu. Dan mungkin bisa dibayangkan akan kacaunya kehidupan kita ini tanpa ilmu. “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
Oleh karena mengapa Islam mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah, Baihaqi, dll)
Selain itu Allah SWT juga menjajikan derajat yang tinggi bagi orang yang berilmu, hal ini sebagaimana Firman Allah SWT:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al Mujadalah: 11)
Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memasukkan orang tersebut pada salah satu jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat mengatupkan sayapanya karena ridha kepada seluruh penuntut ilmu. Penghuni langit dan bumi, sampai ikan sekalipun yang ada di dalam air memohonkan ampun untuk seorang alim. Keutamaan seorang alim dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan cahaya bulan purnama dibandingkan cahaya bintang-bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, namun mereka tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu tersebut sungguh ia telah mendapatkan bagian yang banyak dari warisan tersebut” (HR Bukhori)
Selain itu dengan ilmu, maka hidup kita akan senanga baik didunia maupun di akhirat. Imam Syafii mengatakan “Apabila engkau menghendaki dunia hendaklah dengan ilmu, apabila engkau menghendaki akhirat hendaklah dengan ilmu dan apabila engkau menghendaki keduanya hendaklah dengan ilmu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar